Iatelah menuntaskan tanggung jawabnya sebagai ayah dan guru. Namanya akan selalu hidup dalam sanubari. Baktinya akan terukir dihati. Ia yang telah menjadi pelita dalam kegelapan pendidikan. Embun penyejuk di hati setiap anak didik yang selalu haus benih ilmu dan iman. Ia bukan saja suami, ayah bagi anak-anak, guru bagi anak didik, tapi juga
Rumah bukan sekedar bangunan tempat tinggal. Bukan sekedar tempat bernaung dari panas dan hujan. Bagi sebuah keluarga, rumah adalah tempat yang istimewa. Rumah menjadi tempat ternyaman setelah seharian menguras banyak energi bekerja di kantor. Rumah menjadi tempat di mana cinta bersemi, tumbuh dan mekar diantara anggota keluarga. Bagi seorang anak, rumah orang tua adalah tempat penuh kasih sayang. Sehingga sejauh apapun seorang anak pergi, rumah orang tua selalu menjadi tempat yang dirindukan. Rumah menjadi tempat di mana hati dan cinta kita berada. Itu sebabnya ada ungkapan Home sweet home. Bagian pembacaan kita, Yohanes 141-3 merupakan kelanjutan percakapan Yesus dengan murid-murid-Nya setelah Perjamuan Malam. Yesus meneguhkan hati para murid. “Janganlah gelisah hatimu”. Yesus memberi jaminan kekal “di rumah BapaKu banyak tempat tinggal, Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu”. Saudaraku, kata rumah yang dipakai adalah kata Yunani Monai, Mone tempat yang abadi, selamanya bukan sementara. Juga menunjuk pada sebuah keadaan “selamanya atau abadi bersama Tuhan”. Pernyataan Yesus tentang rumah baik sebagai tempat abadi ataupun keadaan kekal sungguh menghibur hati para murid yang sedang gentar dan gelisah saat salib Golgota dan kematian semakin dekat. Yesus menyadarkan para murid juga kita bahwa kematian bukanlah akhir segala sesuatu. Dari apa yang terbatas dan fana di dunia, masih ada yang mulia dan kekal yaitu Kristus yang berkuasa. Kita hanya perlu percaya. Janganlah gelisah tapi percaya meskipun kematian membawa dukacita. Jangan menjadi putus asa apalagi berpaling dari iman. Yesus menyertai kita dengan Roh Kudus yang menajdi penolong dan penghibur supaya kita menghadapi kematian orang terkasih kita dengan rela dan dengan rendah hati. Rela karena anak kekasih kita ini adalah milik Tuhan. Ia kembali kepada pemiliknya. Rendah hati karena hanya kehendak dan rencana Tuhan saja yang dapat menentukan batas kehidupan seseorang. Yang memberi nafas adalah Tuhan, dan yang mengambil juga adalah Tuhan Tuhan. Jadi bukan suanggi atau sesuatu yang lain. Yesus juga memberi janji bahwa kelak setiap orang percaya akan bertemu dengan-Nya dalam rumah Bapa. Inilah yang menjadi penghiburan bagi keluarga juga kita semua. Hari ini kita diperhadapkan dengan saat kematian Anak, Cucu, Saudara, ponakan, murid, teman sekolah, teman sekolah minggu dan sahabat kita. Kehilangan orang yang sangat kita sayangi memang bukan hal yang mudah untuk diterima. Kita merasa belum siap ketika almarhumah mendahului kita dalam usia yang masih muda. Dia masih sekolah, dia mestinya mengejar cita – citanya. Kita terkejut dan kaget karena almarhumah tidak menderita sakit yang lama. Keluarga berupaya karena mengharapkan ia sembuh. Tapi Tuhan menghendaki yang lain. Tuhan memanggilnya dari tengah – tengah cinta kedua orang tua dan kakak beradik serta keluarga besar bahkan dari kehidupan kita semua. Tuhan memanggilnya pulang ke rumah Bapa di Sorga. Hari ini kita akan melepaskan jenazahnya dari rumah duka ini dan memakamkannya. Kita mengimani, ia bersama dengan Kristus dalam “Rumah Bapa” yang kekal. Saat kita diliputi oleh dukacita mendalam karena kehilangan kita dihiburkan bahwa anak kekasih kita, menemukan kedamaian yang sejati dalam rumah Bapa. Rumah yang tidak terbuat dari pasir dan tanah sehingga menjadi rapuh dan fana, melainkan rumah yang dipenuhi kebenaran, kemuliaan dan cinta Allah. Ia tidak ada lagi dalam rumah keluarga orang tuanya tapi kebersamaan dengannya tetap dikenang sepanjang masa. Kita justru bersyukur Tuhan menghadirkannya dalam kehidupan keluarga ini. Nasihat Firman Tuhan ini, bukan hanya tentang kematian tapi juga kehidupan. Bukan hanya meneguhkan hati untuk menghadapi kematian, tetapi juga untuk menjalani kehidupan. Bukan saja soal di Sorga nanti tapi juga soal sekarang, ketika kita sedang menjalani hidup yang hanya sementara saja di dunia ini. Yesus mengingatkan para murid dan kita sekalian bahwa untuk menikmati kehidupan kekal dalam rumah Bapa di Sorga maka kita harus mengikut Yesus. Kita mesti tinggal di dalam Yesus. Karena hanya ada satu jalan kebenaran dan hidup yaitu Yesus. Kita tidak masuk rumah Bapa karena kebenaran kita. Dan tidak ada sesuatu di dunia ini yang bisa menjadi jaminan bagi kita untuk berada di Rumah Bapa. Jabatan, kekayaan, gelar, atau hal apapun di dunia ini, tidak bisa menjadi jamin. Kita dapat menikmati kehidupan kekal itu hanya karena anugerah Tuhan. Karena itu jangan hidup diluar anugerah Tuhan. Hargai dan jalani kehidupan ini di dalam Yesus. Jika kita ingin berjumpa Sang Bapa, maka hiduplah pada Jalan Kristus, bukan jalan kita masing – masing. Peganglah janji Firman Tuhan dan jaminan penyertaaan Tuhan. Tuhan tetap menyertai, menghibur dan melindungi. Anak kekasih kita telah pergi mendahului kita ke rumah Bapa tapi di dalam rumah keluarga ini dan rumah kita masing – masing, cinta Tuhan tetap ada. Tuhan memberkati kita dengan FirmanNya. Selamat Jalan sahabat dan kekasih kita. selamat berjumpa di Rumah Bapa yang kekal. Amin.
KematianYesus di kayu salib benar-benar menjadi tragedi bagi mereka. Tiga hari lamanya mereka berduka. Tetapi dukacita berubah seketika menjadi sukacita tatkala Yesus bangkit dari alam maut. Kebangkitan mengubah segalanya. Salib bukan lagi tragedi melainkan kemenangan. Bagi Paulus, salib justru adalah “kemuliannya” (Gal. 6:14).
Namundukacita dari dunia menghasilkan kematian. Ada satu macam dukacita yang membawa kepada keputus-asaan. Yakni dukacita yang dari dunia, itu membawa pada kematian. Itu tidak akan membawa kita ke mana-mana. Jadi bukan semua bentuk dukacita adalah dukacita yang membawa kebahagiaan. Hampir semua dukacita di dunia tidak membawa kebaikan apa pun. KORBANANAK DOMBA JANTAN; PEMBEBAS ISRAEL DARI MESIR (Keluaran 12:1-28) Yesus menyertai kita dengan Roh Kudus yang menajdi penolong dan penghibur supaya kita menghadapi kematian orang terkasih kita dengan rela dan dengan rendah hati. Rela karena anak kekasih kita ini adalah milik Tuhan. Ia kembali kepada pemiliknya.
PemesananDVD Khotbah dapat dilakukan via telp di 021 2605 1888 / 021 2937 1333 atau melalui counter sekretariat pada saat Ibadah Raya Hari Minggu. Download Materi Khotbah Jadilah bijak serta setia seperti lima gadis yang bijaksana (Matius 25 : 1 - 13) sampai kita bersama-sama mengalami dan menikmati kemuliaan Tuhan di rumah Bapa di surga.
Kej22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.”. Kej 22:2 Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu Anakmereka lumpuh. Kesedihan, dukacita dan rasa malu menyelimuti pasangan tersebut. nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati – bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.” (Kis 4:10). maka kasih akan Bapa tidak Matius27:52-53 (TB) Dalam ayat 52 kita membaca bahwa orang-orang mati bangkit tetapi mereka masih ada di dalam kubur. Tetapi tiga hari kemudian sesudah Yesus bangkit, mereka juga ikut bangkit dan masuk di kota. Ini sesuatu yang luar biasa. Baca juga : okpL89.
  • g4nbc4erb7.pages.dev/285
  • g4nbc4erb7.pages.dev/477
  • g4nbc4erb7.pages.dev/106
  • g4nbc4erb7.pages.dev/461
  • g4nbc4erb7.pages.dev/407
  • g4nbc4erb7.pages.dev/28
  • g4nbc4erb7.pages.dev/263
  • g4nbc4erb7.pages.dev/471
  • khotbah dukacita kematian seorang ayah